Serba Tujuh - Pada kesempatan kali ini Blog Serba Tujuh akan memberikan informasi Tujuh Film Horo TerseramJaman Dulu yang dirangkum dari beberapa sumber dan informasi yang di dapat. Berikut 7 Fil Horor Terseram Jaman Dulu fersi Blog Serba Tujuh.
 
1. Pengabdi Setan
Pengabdi Setan 
(Internasional: Satan’s Slave) adalah sebuah film horor tahun 1980 dari 
Indonesia yang disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra. Film ini sangat 
terkenal pada masanya bahkan sampai di dunia internasional, dirilis 
dalam berbagai format seperti VHS dan kemudian DVD di berbagai negara 
seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.
Bercerita tentang Sebuah
 keluarga kaya yang jauh dari agama mendapat musibah ketika sang Ibu 
wafat. Sang Ibu meninggalkan seorang ayah bernama Hendarto yang hanya 
peduli kehidupan bisnis, serta satu putra yang pendiam bernama Tomi dan 
putri bernama Rita yang kecanduan pesta, bersama mereka ada satu 
pembantu bernama Pak Karto (HIM Damsyik) yang taat agama dan sudah 
sakit-sakitan. Pada malam pertama setelah kematian sang Ibu, Tomi 
menjumpai Ibunya kendati tidak berbincang. Keesokan harinya, dari saran 
temannya Tomi menyambangi seorang peramal yang berkata bahwa seluruh 
keluarganya terancam bahaya yang sangat besar dan akan menewaskan mereka
 semua. Lalu sang peramal menyarankannya untuk memperkuat diri dengan 
ilmu hitam.
Sejak itu Tomi menjadi 
aneh dan pendiam karena ia berkonsentrasi mendalami ilmu hitam. Pacar 
Rita, Herman, mengatakan bahwa 40 hari sesudah kematian orang, orang 
tersebut masih berada di sekitar rumahnya. Seorang pengurus rumah 
dikirim dari kenalan sang ayah bernama Darminah. Rita mulai mendapati 
dirinya ketakutan karena melihat sesosok kuntilanak, sementara Herman 
berkata bahwa Darminah bukanlah orang baik-baik dan akan membicarakannya
 besok saat akan pergi ke rumah seorang dukun. Lalu, Pak Karto yang 
mulai sering kambuh mencium kelakuan Darminah yang aneh dan 
mencurigakan. Tomi, dinasehati seorang pria di toko buku untuk memulai 
melaksanakan salat. Saat ia ingin melakukannya, sesosok kuntilanak 
menghampirinya dan berkata kepadanya untuk menghentikan hal tersebut. 
Malam yang sama, Pak Karto yang sedang berjaga terkunci di sebuah gudang
 dan paginya ditemukan Tomi, mayatnya digantung. Pada siangnya, Herman 
yang baru pergi dari suatu tempat nyaris menabrak seorang wanita dan 
membuat dirinya tertabrak truk. Wanita yang nyaris ditabrak adalah 
Darminah. Malamnya, Toni dan Rita berbincang, sepakat bahwa hantu yang 
berada di rumah mereka harus dihilangkan.
2. Malam Satu Suro
Malam Satu Suro adalah 
film horor Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Sisworo Gautama 
Putra dan dibintangi olehSuzanna dan Fendy Pradana. Film ini dikenal 
dengan alur ceritanya yang unik karena tidak mengetengahkan sang hantu 
sundel bolong sebagai tokoh antagonis seperti umumnya di perfilman 
nusantara kala itu, namun sebagai tokoh utama / protagonis. Film ini 
didistribusikan oleh Soraya Intercine Films.
Di awal film, di tengah 
sebuah hutan, arwah seorang wanita yang gentayangan berwujud sundel 
bolong dibangkitkan dari kuburannya oleh Ki Rengga, seorang dukun Jawa 
sakti untuk dijadikan anak angkatnya. Dukun Jawa itu berkata: “Suketi, 
manuta nduk, kowé arep takdadikké anak angkatku.” (“Suketi, menurutlah 
nak, engkau akan kujadikan anak angkatku”). Dia kemudian menancapkan 
paku keramat ke kepala Suketi (Suzanna), arwah penasaran tersebut, 
merapal mantera kuna berbahasa Jawa dan sundel bolong itu pun menjadi 
manusia kembali. Suatu hari dua orang pemuda dari Jakarta sedang berburu
 kelinci di hutan tersebut. Bardo Ardiyanto (Fendi Pradana), sang 
pemburu tersebut, bersama temannya Hari, nyaris membunuh buruannya, 
namun dihalangi oleh seorang wanita cantik, dia pun penasaran akan 
wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan Suketi. Bardo dan Suketi 
langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya 
lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat Suketi, namun akhirnya 
disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan dorongan Suketi ke 
orang tua angkatnya. Bardo mengikuti syarat Ki Rengga, bahwa pernikahan 
harus diadakan pada “Malam satu Suro” (Tanggal 1 Sura, tahun baru dalam 
penanggalan Jawa) di tengah Alas Roban (“Hutan Roban”) tanpa dihadiri 
siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan pengantin tersebut dalam 
sebuah adegan ritual mistik Jawa kuna yang diiringi tari-tarian peri.
Beberapa tahun kemudian 
Suketi dan Bardo hidup berkeluarga dengan bahagia di Jakarta dengan 
kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka juga menjadi kaya raya
 karena konon bila menikahi Sundel bolong maka seseorang akan menjadi 
kaya raya. Suatu hari Joni, seorang pengusaha licik menawarkan 
perjanjian bisnis di kantor Bardo, namun ditolak karena taktiknya yang 
kotor. Joni menyimpan dendam dan berniat menjatuhkan Bardo. Joni datang 
ke Mak Talo, seorang dukun lain, dan mengetahui bahwa istri bardo 
dulunya adalah Sundel Bolong. Mak Talo dan Joni mendatangi rumah Bardo 
dan mencabut paku yang menancap di kepala Suketi, sehingga Suketi 
berubah menjadi Sundel Bolong kembali. Malamnya Bardo yang kebingungan 
menemui mertuanya di Alas Roban dan mengetahui latar belakang Suketi 
yang sesungguhnya. Suketi dulunya adalah seorang wanita muda yang mati 
bunuh diri setelah diperkosa dan hamil, arwahnya tidak beristirahat 
dengan tenang dan menjelma menjadi hantu Sundel Bolong yang penuh 
dendam. Setelah membalas dendam, dia kemudian dibangkitkan kembali oleh 
Ki Rengga untuk menjadi anak angkatnya. 
3. Bayi Ajaib
 
 
Tambang intan di sebuah 
desa, merupakan sumber persaingan keras antara Kosim (Muni Cader) dan 
Dorman (WD Mochtar), yang mula-mula mengetahuinya. Mereka berambisi 
untuk memenangkan kedudukan sebagai lurah yang kebetulan akan 
dilaksanakan. Dorman yang punya darah Portugis, punya keyakinan bahwa 
arwah Alberto Domenique, nenek moyangnya yang dikubur di daerah itu akan
 membantu ambisinya. Sedang Kosim yang merasa banyak harta membagi 
uangnya kepada penduduk untuk mendapat simpati. Padahal Sumi (Rina 
Hassim), istrinya, sedang mengandung. Dalam sebuah pemeriksaan dukun 
kampung (Wolly Sutinah), kandungan dinyatakan ada keganjilan. Sumi pun 
pernah terperosok di kuburan Alberto Domenique. Maka ketika bayi itu 
lahir ada keanehan, punya daya sorot mata yang serba ajaib. Juga 
keanehan-keanehan yang lain. Kelahiran bayi ajaib itu secara langsung 
atau tidak telah menyebabkan kegagalan Kosim dan Dorman, karena kemudian
 yang terpilih menjadi lurah adalah Pak Saleh. Sedang anak ajaib tadi 
dapat disembuhkan oleh sesepuh desa (Husin Lubis), karena memang 
kemasukan roh jahat.
4. Cincin Berdarah
Cincin Berdarah adalah 
film Indonesia yang dirilis pada tahun 1973 dengan disutradarai oleh SA 
Karim. Film ini dibintangi antara lain olehGrace Simon dan Muni Cader. 
Darsih tak perduli sudah punya anak dan suami. Ia main selingkuh dengan 
Kosim tetangganya. Marni adik Kosim mempunyai sebuah cincin yang 
ternyata membawa petaka. Mula-mula bayi Darsih mati digigit tikus, 
kemudian tanpa sengaja Marni memergoki Darsih bersama dengan Kosim. 
Takut rahasianya terbongkar, maka Marni dibunuh.
Cincinnya diambil oleh 
yang memandikan mayat yang ingin menyimpan rahasia. Sejak itu setiap 
pemilik cincin Marni selalu mendapat petaka. Puncaknya arwah Marni 
mendatangi Darsih yang meminta Kosim tidur di rumahnya. Darsih mati 
ketakutan sedangkan Kosim mati digigit ular kobra.
5. Bisikan Arwah
Bisikan Arwah adalah 
film Indonesia tahun 1988 dengan disutradarai oleh Jopi Burnama dan 
dibintangi oleh Nina Karina dan Yoseph Hungan.
Melihat ular aneh, Iwan 
(Yoseph Hungan) sangat ingin memiliki kulitnya. Belum sampai 
ditangkap,diketahui bahwa ular tadi adalah jelmaan arwah Parta (Muhammad
 Yusuf) yang dibunuh penduduk karena mengganggu Eka (Putri Salbiah), 
gadis desa yang memang genit. Untuk membalas dendamnya, arwah Parta 
menggunakan Iwan sebagai medianya. Pembunuhan misterius menggelisahkan 
masyarakat desa itu. Melalui seorang ulama (Pitraja Burnama)diketahui 
bahwa Parta yang buruk rupa menginginkan Eka, tapi karena selalu dihina 
lalu bertapa dan mendapat bantuan Ratu Ular dengan syarat tak boleh 
kawin. Parta berhasil memacari Eka dan membunuhnya. Mira (Nia 
Karina)istri Iwan, ikut gelisah,ingin membongkar misteri ini.
Waktu ayah Mira, Suparja
 (Rachmat Hidayat) sakit keras disembuhkan oleh dukun Mbah Rejo (Joes 
Terpase) yang berjanji menemukan siapa manusia ular yang membuat resah 
hanya untuk menggagahi Mira. Iwan cepat datang dan menggagalkan usaha 
Rejo. Penduduk yang semula mencurigai Rejo, kini beralih ke Suparja, 
karena saat ular mengamuk melawan semua penduduk desa Supardja tidak ada
 di rumah. Saat keadaannya kritis, datang bapak Ajengan, dukun aliran 
putih, yang berhasil mengalahkan Parta dan membebaskan Iwan dari 
belenggunya. Parta kembali dikuburkan secara baik-baik.
6. Lukisan Berlumur Darah

 
Dua penjahat merampok 
rumah Diarsi (Yurike Prastica). Suaminya dibunuh. Pembantunya, Yunan 
(Piet Pagau) terluka, tapi Diarsi berhasil membunuh dua perampok itu dan
 entah kenapa tak lapor polisi dan memilih menguburkan mayatnya 
diam-diam di bawah pohon beringin depan rumah dan kamar mandinya. Agus 
(Dharma Harun), guru SMA dan istrinya, Hanna (Tiara Jaquelina) membeli 
rumah tua terbengkalai yang agaknya ditinggalkan pemiliknya dari seorang
 makelar. Malam hari beringin di depan rumah itu tercerabut dan tampak 
tulang belulang manusia. Polisi mencari pemilik rumah sebelumnya yang 
tak diketahui tempat tinggalnya lagi. Hanna jatuh cinta pada lukisan 
wanita yang rusak pada saat peristiwa perampokan, dan memperbaikinya. 
Hanna jadi sering mimpi seperti melihat peristiwa yang terjadi di rumah 
itu. Agus juga sering diganggu mimpi tapi kemudian hilang berkat dia 
bersembahyang sesuai petunjuk ulama. Hanna yang tak bersembahyang sering
 kerasukan roh Diarsi, yang dalam mimpi Hanna ketahuan dibunuh oleh 
Yunan. Tampaknya Yunan dan Diarsi lalu berumahtangga. Roh Diarsi ini 
ingin membalas dendam. Maka sekali waktu Hanna tanpa sadar membunuh 
murid Agus. Luka di dada murid itu membuat Agus kaget, karena tepat 
seperti dalam mimpinya. Puncaknya Hanna tanpa sadar akan membunuh Agus. 
Untung Yunan yang selama ini hanya mengintip-intip saja, datang dan 
melerai. Ia tahu roh Diarsi merasuki Hanna. Dengan mengalungkan tasbih 
ke leher Hanna, roh Diarsi pergi. Yunan dianiaya. Atas petunjuk ulama 
lagi yang bergegas datang, lukisan dibakar oleh Hanna. Roh menghilang.
7. Ratu Ilmu Hitam
Ratu Ilmu Hitam adalah 
film Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai oleh Imam Tantowi dan 
dibintangi oleh Suzanna dan Alan Nuari.
Film ini mendapatkan 
nominasi untuk aktris terbaik (Suzanna), pemeran pembantu terbaik (W.D. 
Mochtar), penyunting terbaik, penata artistik terbaik, dan sinematografi
 terbaik dalam Festival Film Indonesia 1982.
Suasana meriah 
pernikahan Baedah dan Kohar tiba-tiba kacau. Pengantin putri histeris 
ketakutan, Reog yang ditanggap mengamuk. Atas inisiatif para tetua, 
dipanggil dukun untuk mengatasi kekacauan itu. Dukun mengatakan bahwa 
yang membuat guna-guna ada di barat. Pernyataan ini membuat Kohar 
berprasangka pada Murni, bekas pacarnya. Bersama penduduk lain rumah 
Murni dibakar, dan Murni dibuang ke jurang. Murni diselamatkan dukun 
teluh Gendon, yang sebenarnya jadi sumber onar. Murni yang pernah 
dinodai Kohar, dibujuk untuk balas dendam. Keadaan desa makin parah, 
sampai datang seorang pemuda taat beragama yang sudah lama mencari 
adiknya. Pemuda itu adalah kakak Murni.
7 Film Horor Terseram Jaman Dulu - Itulah tadi 7 Film Terseram Fersi BLog Serba Tujuh yang dapat saya berikan. Semoga bermanfaat. bagi yang ingin merekomendasikan fil horor yang lain dipersilahkan.